BIDANG
apa pun itu, pastilah ada yang mengamatinya. Ini bisa diketahui bila
kita menyaksikan televisi. Saat ada kecelakaan pesawat, misalnya,
pastilah nara sumber yang diwawancarai (biasanya live) adalah
pengamat penerbangan. Dan sebagai negara dengan mayoritas penduduknya
doyan nonton bola, saat siaran langsung sepakbola, selalu ada yang
bicara sampai berbusa-busa; pengamat sepakbola. Ini sebagai ironi
negeri ini; yang prestasi sepakbolanya cuma begitu-begitu saja,
tetapi pengamatnya pintarnya seperti melebihi Jose Mourinho, Roberto
Mancini atau Maradona.
Pengamat
televisi ada yang saya kagumi. Namanya Veven SP. Wardhana. Sayangnya,
sudah almarhum beliau. Dulu saya menikmati tulisan amatan
pertelevisian dari beliau di tabloid Monitor,
juga di edisi Minggu harian sore Surabaya
Post.
Tulisannya khas, amatannya jelas, lugas dan mencerahkan. Ohya, selain
beliau saya suka gaya Arswendo Atmowiloto.
Saat
ini, ada satu buku berjudul Media
dan Kekuasaan
yang masuk dalam daftar untuk saya beli. Tulisan dari Ishadi SK.
Orang televisi yang amat senior. Memulai karir sebagai reporter di
TVRI sampai menjadi Dirut di stasiun televisi plat merah itu, lalu
diajak Mbak Tutut memoles TPI, yang karena mempunyai 'kemampuan
lebih' kemudian didaulat oleh Chairul Tanjung membangun TransTV.
Entahlah,
kok saya suka sok mengamati televisi. Dan sekarang tambah satu lagi
(namun masih belum jauh dari pertelevisian), yakni mengamati
parabola. Ini sih
saya lakukan belum lama, baru dua bulan berjalan. Yaitu sejak saya
belajar merakit kemudian tracking
mencari satelit. Saya pikir ini hal yang memang mengasyikkan. Paling
tidak bagi saya.
Sekarang,
kemanapun saya lewat, mata ini selalu jelalatan bila melihat antena
parabola
nangkring di atap sebuah rumah. Dari memerhatikan mereknya, ukurannya
berapa feet, menghadap ke satelit apa, sampai mengira-ngira 4 LNB di
atas dish itu untuk satelit apa saja dsb, dst. (malah ada teman yang
bila melihat parabola ukuran besar tetapi sudah lama dibiarkan
nganggur oleh pemiliknya, inginnya langsung mampir untuk 'nembung',
memintanya. Hehehe...)
Sebagai
pemula, paling tidak, saya sudah agak tahu kalau dish dengan satu LNB
menghadap ke arah matahari pada jam dua siang (78,5º),
saya duga si pemilik parabola kalau malam suka melihat 'perkebunan
pepaya' yang disiarkan oleh beberapa televisi Thailand sana.
Hehe.....*****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar