Senin, 08 Maret 2021

Service TV LED Surabaya

SEBAGAI tracker amatiran, saya terbilang suka utak-atik antena. Ya parabola, ya antena UHF biasa untuk memantau siaran tv digital terrestrial. Altem (alat tempur) yang saya miliki; selain  satfinder SF-500 & Freesat V8, ada antena parabola jaring ukuran 6 feet, ada antena offset ex Aora, untuk jalur UHF ada antena Titis TS-1000, ada juga antena merk Paramount Gold

Untuk receiver, saya punya beberapa. Semuanya kelas murmer, alias murah-meriah. Ada Matrix Burger S2, ada Matrix Garuda, ada Skybox A-1 New. Sedangkan untuk receiver atau STB DVB-T2, yang sedang menancap dan terhubung dengan tv adalah set top box PF-209. Ada juga si Polytron PDV 600T2 yang belum seminggu menjadi koleksi saya. Koleksi?

Enggak juga sih. Walau kalau mau dihitung, sejak dolanan STB DVB-T2, saya sudah 'habis' beberapa. Iya, rusak. Bagaimana lagi, lha wong saya ini gak bisa memperbaiki. Padahal, kata teman, hobi tracking itu harusnya juga bisa elektronik. Dan saya sama sekali gak bisa. Nul puthul, pokoknya. 

Gelap, untuk menyala harus
menunggu setengah jam.😎

Nah, kalau harga STB kan tidak seberapa, nabung lagi, uang terkumpul, lalu beli lagi. Tetapi kalau pesawat televisinya yang rusak bagaimana? Ini dia masalahnya. Nah, tempo hari tv Sharp LED saya rusak. Rewel. Namanya juga barang lama. Mungkin maunya minta 'adik' baru. Yang lebih canggih, yang kategori smart tv. Tapi saya kan bukan sultan. Dan untuk beli tv baru mesti mikir seribu kali. 

Sedangkan untuk mencari tempat service tv LED yang baik dan amanah, rasanya kok juga mesti mikir sekian kali. Iya kalau jujur, kalau saya diplokotho bagaimana? Misal, kerusakannya cuma begini tapi ongkosnya harus segitu. Ya, maaf-maaf saja, mungkin ini hanya prasangka buruk saya saja.

Padahal semakin saya menunda perbaikannya, semakin Ibu Negara geregetan karena ketinggalan beberapa episode sinetron Ikatan Cinta.  

Lalu saya cari-cari di Google, mencari tempat service tv LED yang relatif dekat dengan rumah saya. Ada beberapa pilihan. Tetapi dari beberapa itu, setelah membaca ulasannya di Google, akhirnya tv LED saya bawa ke Deny Elektronik, di jalan Kedung Baruk 42, Surabaya.

Begitu saya datang, senyum ramah menyambut. Ketakutan akan diplokotho perlahan mulai luntur. Pesawat televisi saya langsung ditangani. Cekatan dicek dengan teliti. Ketika ditemukan part yang harus diganti, langsung dieksekusi. Dicek lagi. Lalu dicoba. Clink. Selesai. Kelegaan saya masih bertubi, "Garansi satu bulan ya, Pak", kata Mas Deny sambil membungkus rapi pesawat tv LED saya. 

Clink, saya bisa nonton
Maleo lagi.

Ketakutan saya kalau-kalau pesawat televisi saya mesti 'rawat inap' dengan demikian akan pantas kalau dikenakan biaya yang bikin kantong bolong, tiada terbukti. Oknum tukang service tv yang 'nakal' mungkin memang ada. Tetapi yang jujur, profesional, amanah dan dengan tarif wajar, tentu juga masih sangat banyak. Mas Deny ini salah satunya. ****



Jumat, 05 Maret 2021

Adu STB : PF-209 vs Polytron PDV-600T2

KEMARIN saya beli set top box lagi. Dari merk terkenal, Polytron. Type PDV 600T2. Saya sudah punya set top box, sebenarnya. Yang saya beli sudah lama sekali. Jauh sebelum saya banting setir mencari jalur langit, tracking tv satelit.

Gara-garanya, waktu sekitar tujuh tahun yang lalu itu, geliat migrasi tv analog ke digital lelet sekali. Saya dikompori teman agar dolanan jalur langit saja. Dan saya turuti. 

Sekarang geliat migrasi analog ke digital sudah ada kepastian. November 2022. Istilahnya ASO alias Analog Switch OffSaat mana semua siaran televisi di Indonesia harus sudah berhenti bersiaran analog. Harus beralih ke kanal digital. Sebuah deadline yang disambut suka cita teman-teman pemerhati siaran televisi. Juga oleh pemirsa yang ingin gambar di layar tv menjadi clink, bening.

Terlebih bagi yang telah punya pesawat tv yang sudah support DVB-T2. Yang selama ini terpaksa cuma untuk menangkap siaran analog. 

Hal lainnya lagi adalah mulai ramai kembali peredaran set top box. Ini untuk golongan kaum seperti saya; kaum yang pesawat tivinya masih analog. Agar bisa menangkap siaran digital tidak bisa tidak, kudu pakai alat yang namanya set top box itu.

Baiklah, di bawah ini saya akan tampilkan foto perbandingan penangkapan antara dua set top box milik saya. (Dalam membuat perbandingan ini, yang berbeda hanya set top box-nya saya. Sedangkan pesawat tivi dan antenanya tetap sama.)

Nah, antara set top box PF-209 dan Polytron PDV 600T2, sakti mana dalam menangkap sinyal tivi digital terrestrial?

MUX Viva

MUX Media Grup

MUX Trans

MUX Grup Emtek.

MUX TVRI

Itulah penampakannya. Sakti mana? Beda tipis sepertinya. Pada PF-209 sinyal MUX Emtek terdetek, sedangkan pada Polytron tiada penampakan batang sinyal sama sekali. Walau demikian, menggunakan PF-209, saat di-scan tetap zonk pada pesawat tv saya.

Jadi, apa set top box andalan Anda? ****