Selasa, 11 Oktober 2022

Wajah Baru BERITA SATU

TANGGAL 11 Oktober 2022 hari ini, Berita Satu sebagai NewsChannel bertransformasi menjadi BTV. Logonya sih, menurut saya, teramat biasa. Acaranya? Maaf, karena masih sehari, saya belum sempat memperhatikan apa andalannya. 

Sepertinya, BTV tak meninggalkan begitu saja kekuatan news-nya, walau nantinya bisa jadi ia akan menjadi televisi dengan suguhan program yang lebih 'ringan'. Atau bahkan bermodal menayang cuplikan konten YouTube sebagaimana On the Spot-nya Trans|7 dan acara sejenis di televisi lain. Di BTV, program itu (yang masih sering di-re run) bernama Jendela Dunia. Apa itu salah? Secara kaidah ekonomi sah; tak perlu repot bikin, bermodal izin ke pembuat konten, tinggal cuplik, diminati pemirsa, lalu disusul pemasang iklan. Apanya yang salah? Tidak ada. 

Sejauh ini, syukurlah, tak semua stasiun tv menayang program macam itu. 


Balik lagi ke BTV, apakah kehadirannya bisa menyeruak menjadi yang akan dinikmati pemirsa? Ataukah masih bernasib sama seperti Berita Satu yang belum menang saat berlaga di palagan persaingan News Channel dengan lawan tanding macam MetroTV, tvOne, KompasTV, juga CNN Indonesia

Don Bosco Selamun pernah beberapa waktu meninggalkan MetroTV sebagai pemred dan memegang Berita Satu. Sebelum akhirnya balik lagi ke Metro. Tak terlalu unggul, bisa jadi, karena si Berita Satu ini bermain di jalur kabel dan pay tv. Bukan FTA terrestrial sebagaimana news channel lainnya. Sebagaimana Mytv, milik konglomerat Datuk Tahir, yang tak terlalu menonjol di persaingan televisi tanah air. 

Makanya, gebrakan BTV sebagai wajah baru dari BeritaSatu, didahului dengan menggenjot jangkauan siaran terrestrial di banyak kota. Dengan cara, agar cepat, 'bekerjasama' dengan tv-tv lokal di daerah. Misal dengan MaduTV Nusantara.

Sebagai tv lokal Tulungagung yang merambah Kediri dan Surabaya dengan memakai MUX Media grup, menjadikan BTV otomatis bersiaran pula di area tersebut.

Saya tak hendak menerka-nerka model kerjasamanya itu bagaimana, namun terulang lagi tv besar Jakarta memakai tv lokal sebagai 'jalan' untuk memperluas jangkauannya. 

Saya berharap, semoga MaduTV sebagai tv lokal masih bermur panjang. Dan jangan dulu menjadi kenangan macam MHTV, SUNTV, atau SpaceToon di kota ini.****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar