Rabu, 07 Desember 2022

Akhirnya Surabaya ASO Juga...

BEBERAPA hari yang lalu sempat tersiar kabar bahwa ASO (Analog Switch Off) di area Jatim-1 (Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, Pasuruan, Gresik, Lamongan) akan dilaksanakan pada tanggal 16 Desember. Jam 24.00 WIB. Kabar itu sempat beredar di kalangan pemerhati siaran tv digital. Walau, akhirnya kabar itu kemudian menjelma menjadi seperti kabar burung.

Di kalangan pemirsa awam, tentu tak begitu antusias mendengarnya. Namun, bagi kalangan pemerhati, ada analisa yang masuk akal. Bahwa tak mungkin ASO dilaksanan tanggal 16. Kenapa? Bukankah final ajang Piala Dunia baru akan digelar tanggal 18 Desember. Bisa dibayangkan, betapa akan terjadi semacam 'kekacauan' bila penggila bola tiba-tiba tidak bisa menyaksikan laga final pesta bola paling akbar sejagad raya itu.

Betul, bagi gibol yang televisinya sudah digital dan atau memang sudah biasa menyaksikan siaran live World Cup via jalur (berbayar) lainnya, tentu tak masalah. Namun bagi pemirsa yang hanya mengandalkan tayangan gratisan via siaran televisi (analog), bila siarannya dimatikan, tentu akan misuh-misuh --walau dalam hati. 

Menghindari hal itu, maka diambil keputusan: ASO di area Jatim-1 dilaksanakan tanggal 20 Desember 2022. 

Apakah akan lanjay alias lancar jaya dan tanpa gejolak? Semoga demikian. Walau, bisa juga terjadi satu-dua pemirsa tv yang selama ini santuy dan kurang peduli walau di layar kaca acap dipampang sosialisasi tentang program migrasi ini, saat tv analog benar-benar disuntik mati akan mengomel dan menyalahkan sana-sini dibumbui argumentasi versinya sendiri.

Hal lainnya lagi adalah, seperti halnya terjadi tempo hari di Jabodatabek dan kemudian juga di Semarang, Bandung, Yogya: orang ramai-ramai mendatangi toko elektronika untuk membeli STB. Di saat seperti panic buying begitu, jangan tanya harga STB. Naik gila-gilaan. 



Barusan saya membaca wasap teman, bahwa stok STB di pasar Genteng Baru Surabaya menipis. Pasalnya tempo hari sempat diborong orang dari Semarang. Sepertinya akan dijual lagi untuk memenuhi tingginya permintaan STB setelah ASO disana.  Nah, nah. Kalau di pasar Genteng yang nota bene adalah pusat peralatan antena dan reciever DVB-S2 maupun DVB-T2 stok menipis, alamat toko-toko elektonik lainnya akan diserbu pemburu STB. Hukum lainnya adalah, bila demand lebih besar dibanding supply, tentu harga akan melambung jauh terbang tinggi bersama mimpi. 

Makanya saya bilang, saat tepat beli STB adalah sekian tahun yang lalu. Di kala harganya masih wajar. Ada STB yang harganya 160 ribu atau paling banter 200 ribu. Tetapi kini bukan sebagai nasi telah jadi bubur, namun mau tidak mau, bagi orang yang pesawat tv-nya belum digital, selain beli tv baru yang sudah ber-tuner digital, ya harus pakai STB. 

Bagaimana dengan pesawat televisi Anda?****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar