Kamis, 08 Desember 2016

Netralitas TV Berita

BILA suka menonton siaran berita, stasiun televisi manakah yang paling betah Anda untuk tidak segera menombol remote control demi pindah channel? MetroTV, KompasTV, I-NewsTV atau tvOne? Penonton televisi punya kedaulatan penuh untuk ganti saluran yang ditontonnya sesuka hati. Ini mungkin yang diterapkan pemilik televisi yang kadang sesuka hati pula menayangkan jargon partai miliknya di stasiun televisinya. Tidak sekadar jargon dan mars partai yang tidak sedikit anak-anak hafal syairnya karena tayangan itu begitu seringnya muncul, tetapi kalau diperhatikan, kentara betul bos stasiun televisi yang merangkap sebagai bos suatu partai memanfaatkan frekuensi televisi yang sebenarnya milik publik itu sebagai corong untuk kampanye bahkan di luar musim kampanye.

Tak perlulah dideretkan siapa-siapa saja dia dan stasiun televisi mana itu. Penonton televisi umumnya sudah tidak bodoh. Tetapi begini; adakah sanksi tegas dari pihak berwenang yang terkait dengan 'pelanggaran' tersebut dengan menjewer pengelola sebuah stasiun televisi yang memanfaatkan frekuensi seenak udel dan kepentingannya, dengan (misalnya) ancaman mencabut ijinnya. Secara selentingan sih pernah dengar kabar itu, yakni kabar bahwa ijin stasiun televisi yang masa berlakuknya supuluh tahun itu akan dibekukan, tetapi minilik praktik tersebut masih saja terjadi hingga kini, kok rasanya kita sebagai penonton televisi kudu memanfaatkan kadaulatan secara penuh; jangan tonton atau matikan saja televisi.

Semudah itu? Iya. Namun, tidak juga sih. Karena penonton televisi tidak hanya suka berita, ada juga yang demen tayangan dangdut alay atau sinetron-sinetron dan opera sabun ala India. Dan perhatikan; 'kampanye' partai milik si bos sering muncul sebagai running text bahkan di acara anak-anak. Alamaakk....

Baiklah, sekarang sudah ada CNN Indonesia. Stasiun televisi berita yang (menurut slogannya) kelas dunia berbahasa Indonesia yang di negeri ini mengudara sebagai bagian dari perusahaan Chaerul Tanjung. Bos TransMedia ini sejauh ini dikenal bukan sebagai politikus. Ia dokter gigi yang sukses mengguritakan bisnisnya. Itu pula yang konon membuat kantor pusat CNN di Amerika memilihnya sebagai partner di Indonesia.

Mengusung tagline News We Can Trust, mudah-mudahan ia bisa sungguhan dipercaya sebagai yang bukan sekadar menggendong secara diam-diam kepentingan (politis) pemiliknya yang entah condong ke parpol apa.

Nah, walau sinyalnya tertangkap secara cekot-cekot di parabola saya, syukurlah sudah sekian bulan ini CNN Indonesia mengudara secara FTA di Surabaya sebagai salah satu konten yang sedang bersiaran secara ujicoba pada sistem penyiaran digital terrestrial. Ia ada di MUX TVRI kanal 35 bersama Inspira dan NusantaraTV dan sejumlah konten TVRI lainnya. *****


Tidak ada komentar:

Posting Komentar